Thursday, May 8, 2014

Risotto ala masakan rumahan

RISOTTO YUMMY 

Risotto ala masakan rumahan :p
Pernah nyobain risotto? Penasaran kayak apa masaknya?
Risotto, bisa dibilang nasi uduk ala Italia. Setelah searching di mbah Google bolak-balik, serta berbagai eksperimen di dapur, akhirnya bisa juga aku bikin risotto.

Tips dalam bereksperimen resep baru : Ga' usah terlalu kaku dalam ngikutin petunjuk resep, sesuaikan saja sama sikon di dapur. Misalnya di resep tertulis: 1 sendok teh garam; ga usah harus persis satu sendok teh, disesuaikan saja sama selera, ntar kalo terlalu kaku sama resep, bisa tambah bingung.. satu sendok teh penuh sampe menggunung atau.. ga terlalu penuh??? Dueeerrr!!!

Naah, biasanya di resep-resep yang ada di mbah Google, masak risotto pakai beras dulu, trus nanti dimasak di panci bersama dengan air kaldu dan bumbu. Aku udah nyoba pakai cara umum itu, tapi malah ga' keruan, aneh bro, ga puas gitu.

Jadi, aku siapkan nasi yang sudah matang kira-kira satu piring kecil, ingat, nasi plus air kaldu akan bikin nasi mengembang plus agak lembek, jadi dikira-kira saja risotto ini untuk berapa porsi.

Oke, mari kita mulai!!

Saturday, March 1, 2014

Kongkow dulu di Conato Cafe

Rileks Sejenak di Conato Cafe, Sun City, Sidoarjo


Choco Chips Ice Blended, yummy!

Kalau dengar kota Sidoarjo, apa sih yang pertama terlintas di benak kamu? Kerupuk udang, tahu petis, atau lumpur Lapindo?? Atau mungkin langsung berpikir tentang pabrik, karena memang banyak pabrik di wilayah Sidoarjo ini. Sekarang perumahan baru makin banyak, mendesak desa-desa atau kampung penduduk asli Sidoarjo. 


Monday, February 24, 2014

Liburan di Benteng Van Der Wijck, Gombong

Wisata di Benteng Van der Wijck, kota Gombong Jawa Tengah



Berpose dulu di depan tank ;p

Ceritanya kita sekeluarga liburan ke Gombong, reuni di rumah Mbah Buyut. Karena lagi lebaran hotel-hotel penuh semua, bingung deh muter-muter cari hotel. Ehh ga sengaja nemu hotel wisata, saat di pintu masuk koq kayak taman bermain? Lhaa hotelnya? Ehh sama satpam disuruh masuk saja, berarti bener hotelnya disitu. Katanya sih bekas mess atau asrama.
Kita nginap di kamar untuk keluarga, ada ranjang single bed dan double bed, jadi bisa diisi lima orang lah kira-kira. Kamar mandi dua, lumayan bersih dan yang penting air mengalir deras, hehehe...
Memang suasana hotelnya sederhana tapi cukup nyaman koq.

Nih foto kamarnya dari luar ;)

Besok pagi, kita memutuskan jalan-jalan bentar sebelum sarapan. Woooowww, ternyata di dalam lokasi hotel ini ada benteng dari zaman Belanda! Kami langsung tancap gas jalan ke sana, walau belum waktunya dibuka untuk pengunjung, kita bisa masuk (kan kita tamu hotel). Di sekitar benteng itu ada wahana hiburan untuk anak-anak. Jadi pengunjung bisa jalan-jalan lihat benteng kuno yang sudah dipugar plus bermain-main.
Pengunjung yang ada di situ juga sesama tamu hotel, masih sepi lho, jadi bisa foto sepuasnya hehehee...

Pintu gerbangnya cukup berat dan tebal, maklum, namanya juga pintu gerbang benteng. Begitu masuk ke dalam, kamu pasti akan merasakan suasana yang gimaannaaaa gituu.... Bukan maksud hati menakut-nakuti, tapi emang agak singup, terutama saat naik lewat tangga. Tangga ke atas berbentuk melingkar, tapi dinding di atasnya cukup rendah. Jadi mikir, emang orang bule dulu ga tinggi-tinggi amat yaa?? Hehehe...

Berdiri di tengah-tengah benteng. Siaaaap, graakk!!


Naah dari foto di atas itu, kita bisa melihat bagian tengah dari benteng, luas banget. Mungkin dulu biasa digunakan untuk apel pagi.
Benteng peninggalan zaman Belanda ini memiliki desain yang simetris, presisi, sama persis dilihat dari berbagai sisi. Entah kenapa orang-orang zaman dulu suka mendirikan bangunan yang simetris.

Di salah satu ruangan, kita bisa melihat berbagai macam foto tentang sejarah benteng. Ada foto hitam putih zaman Belanda, lalu juga ada foto beberapa pejabat yang mengunjungi benteng ini. Benteng ini termasuk milik Angkatan Darat, di belakang benteng ada markas TNI. Sempet kaget, saat muter sampai belakang ada suara-suara, ternyata ada tentara sedang latihan.

Kita sempat juga naik sampai ke atap. Naah ternyata di atap ada wahana kereta yang akan membawa pengunjung keliling atap benteng. Asyiik dueh, kita bisa lihat seluruh lokasi dari atas. Sayaang, cuma sekali muter, jadinya masih belum puas hahahaa.. Tapi ini termasuk wahana yang disukai pengunjung. Banyak juga yang antri naik kereta ini.
Ternyata nyaris seluruh atap benteng itu tertutup dan terbuat dari bata. Bagian atap ini juga tidak rata seperti terlihat dari bawah, tetapi nyaris seperti atap-atap rumah, bentuk segitiga. Kamu bisa jalan-jalan di atas atap plus sembunyi, mungkin ini diperlukan pada masa perang untuk mengintai musuh.

Makin siang makin ramai pengunjung, karena bertepatan dengan liburan. Ada juga sekelompok penari kuda lumping dan pemain musiknya berkeliling di sepanjang jalan masuk. Tampaknya ada juga panggung hiburan, mungkin sore baru mulai tapi kami sudah keburu check out jadi ga nonton.

Setelah puas jalan-jalan dan berfoto-foto, langsung dunk foto kita upload di grup chatting khusus keluarga, wooww yang lain pada ngiri. Setelah reuni mereka langsung pergi ke sana juga, hahaha... berhasil juga promosi :p

Singkat kata, kami sekeluarga senang banget nginap di situ. Karena kita ga sekedar cuma nginap semalam lalu pulang, tapi sempat jalan-jalan di salah satu bangunan bersejarah. Andai suatu saat ke Gombong lagi, pasti kami milih nginap di situ :))

Cuci mata di  desa Wetgalih dan Karang Anyar, Gombong

Untuk kita yang dari kota metropolitan, pasti senang sekali jalan-jalan di pedesaan. Menghirup udara segar yang minim polusi, cuci mata melihat pemandangan yang asri, wooowww... Sejenak lupa sudah segala masalah yang bikin kita stres, hehehe :p 
Terutama karena tiba-tiba kita semua terjangkit Selfie Syndrome, pegang smartphone masing-masing, berpose dengan seribu gaya berbeda sampai hp atau kamera protes, alias baterai drop. Ketika sebagian besar keluarga lagi kumpul di dalam, terutama para ortu, kita yang muda di luar asyik berfoto sampai hilang sudah rasa malu karena diliatin orang, hahahaaa... 
Jalan-jalan di tengah sawah, hati-hati jatuuh! ;p

Dari jalan raya menuju rumah Mbah Buyut, kita masuk ke gang diantara sawah, ga terlalu lebar tapi cukup untuk dilewati mobil. Agak deg-degan saat berpapasan dengan mobil lain apalagi kalau sejenis kijang, harus hati-hati, kan bodinya cukup gede. Di depan rumah masih ada sawah luas, kita semua jalan ke tengah sawah, tentu sambil berfoto, hehehe... 

Ada juga tempat yang bikin sepupuku penasaran untuk berfoto, di bawah jembatan yang dilalui kereta api, wkkwkwk! Cuma menunggu kereta lewat ini yang lama, jadi sebelum kereta lewat kita berpose di bawah jembatan. Pemandangannya bagus, asal kita bisa ambil angle yang tepat dan kamera mumpuni, hasilnya pasti keren. Yaah, foto-fotoku bisa dibilang cukup kerenlah untuk ukuran amatir ;).
 
Siap menunggu kereta lewat :) 

Naah kalau sudah di sini jangan lupa beli oleh-oleh khas Gombong. Seperti jenang, klanting, lalu jajan dari kelapa yang biasanya berwarna merah, kuning, hijau, dan rasanya manis, dan masih banyak lagi. Umumnya jajan khas di situ rasanya maaniiiiis banget, jadi bagi yang ga biasa mungkin ga terlalu suka. Oya, aku paling suka tempe mendoan khas Gombong, tipis, lebar, dan rasanya maak nyuuuss, enak pokoke. 

Oya sekedar tambahan cerita. Saat sarapan di hotel wisata Benteng Van der Wijck, kita disuguhi nasi gudeg lengkap dengan krecek alias rambak alias kulit sapi yang dimasak dengan bumbu khas mereka. Lumayan enak tetapi masih lebih enak gudeg yang di Jogja (menurutku, lhoo). Di jogja, keluargaku punya langganan gudeg yang maaak nyuuuus, di jalan Malioboro, di pos hansip depannya Spa (maaf, lupa namanya). Penjualnya sudah tua, Bu Lindu, biasanya ditemani kalau ga sama anaknya ya cucunya. Bu Lindu ini jualan mulai dari masa mudanya lhoo, jadi kalau sekarang dia udah sekitar 90 tahun, kebayang kan dia jualan udah berapa puluh tahun?? Tapi jangan kaget, dia melayani pesanan kita pakai tangan lhoo... asli pakai tangannya ga pakai sendok atau alat bantu lain (apa mungkin itu rahasia kelezatan gudegnya??? ;p). Yang heran dan hebat, pelanggnya banyak lhoo trus cuek aja melihat Bu Lindu ngambil ayam, telor atau gudegnya pakai tangan. Mungkin mereka sama kayak aku, cuma dibatin saja, hahaha... 







Tuesday, February 18, 2014

Refreshing di Trans Studio Bandung

Jalan-jalan ke kota Bandung...

Asyiiikkk!! Seneng juga jalan-jalan ke kota yang notabene lebih adem daripada Surabaya, hehehe.
Di Bandung ada banyaaaak tempat wisata yang bisa kita kunjungi. Tinggal pilih sesuai selera saja (waah jadi seperti milih menu yaa :P).
Apa kamu tipe yang suka belanjaa?? Woooww tenaaang, di sini banyaak banget pilihannya. Mau yang modis dan lebih ekslusif? Ada outlet-outlet di sekitar jalan Dago, silahkan dilihat dan dipilih. mau cari kaos khas Bandung atau cindera mata lain? Silahkan datang ke jalan Cihampelas, di sana berderet toko2 yang menjual kaos dan teman-temannya. Pokonya selama kamu kuat untuk ngubek-ubek di situ, monggo... Kalau udah haus dan laper, di sepanjang jalan itu juga banyak koq yang jual makanan dan minuman. Kalau udah di Bandung, pikiranku pasti : Ayo cari batagor! Asiiik, capek habis muter-muter, duduk bentar makan batagor :) mantap!
Oyaa, bisa juga kamu jalan-jalan ke Pasar Baru. Harga bersaing, modelnya juga up to date, pokoknya kamu kuat untuk muter-muter di situ plus bertahan dari arus massa. Maksud, selain macet mobil juga macet orang yang pengen belanja, hehehee...

Maap yaaa.. fotonya ga ada, berhubung udah kadung keblinger window shopping plus capek sampe lupa mau foto-foto lokasi ehehee...

Naaah buat kamu-kamu yang berjiwa muda dan suka permainan ekstrem, pasti seneng banget di Trans Studio. Harga tiket 150 ribu, tapi untuk hari tertentu bisa sekitar 200-250 ribu kalau tidak salah. Dengan harga segitu, kamu bisa maen sepuasnya di semua wahana sampe klenger. Pengen maen berulang-ulang di satu wahana yang sama? Oke-oke saja. Pengen coba semuanya? Boleh, malah kudu dicoba. Rugi lhoo kan udah bayar, hehehee...

Aku ke sana sama  sohibku, berdua saja. Bagai dua cewek petualang dari Surabaya yang terdampar di Bandung (lebay yaa hahahaaa...). Pokoknya kita pengen refreshing biar ga sumpek.  Kalo mengutip kata temenku: Aku pengen maen di Trans Studio trus teriak-teriak sampe puas! Wow! Jelas saja, kan kalo teriak bareng-bareng sama pengunjung yang laen, ga ada orang yang menganggap aneh, coba kalau teriak di mall atau pantai, ntar dikirain ada tindakan kriminal atao barangkali ada hiu?? \

Tiket masuk kita seperti kartu ATM, bisa 'diisi' untuk nanti beli makanan di dalam, karena toko-toko makanan di dalam studio ga nerima uang tunai. Kalo 'pulsa' dah habis padahal masih laper dan haus, gimana? Tenang, di dalam ada koq tempat isi ulangnya, kalo tidak salah ada jumlah minimal duit yang bisa kamu isi ulang.
Oya, aturan masuk ke situ ga boleh bawa minuman dan makanan dari luar, diperiksa juga lho! Di dalam memang sudah disediakan food court, cuma kalo menurutku harganya mahal banget bisa berlipat2 dibanding harga normal.

Naah, wahana favoritku di situ adalah Science Center. Di dalamnya ada alat peraga untuk tiap cabang ilmu sains. Asik banget, coba waktu masih SMA dulu sudah ada ginian, mungkin kita lebih paham soal fisika dan konco-koncone.

Bergaya dulu sebelum masuk :p

Ada alat peraga Fisika tentang bunyi, bandul kesetimbangan (pasti ingat kan?), pegas, trus alat peraga gunung berapi, gempa, alat peraga terjadinya awan dan masih banyak lagi. Ga ngerti maksudnya alat peraga itu? Tenaang, di sana ada petugas yang siap menerangkan semua alat peraga, petugasnya masih muda (mungkin masih mahasiswa kali yaa??).

Jangan lupa berpose sama Mr. Bones :)
Naah foto di atas favoritku, bersama Mr. Bones. Itu di area Biology. Di situ juga ada alat untuk test kekuatan genggaman tangan. Boleh coba tangan  kanan atau kiri, lihat mana yang lebih kuat atau lihat seberapa kuat tanganmu :P. Ada juga alat peraga ilusi mata, tes keseimbangan otak kiri-kanan, macam-macam dueh! Kalau aku sih, bisa seharian di situ sambil coba semua alat peraga hahahaha!

Duh Mr Einstein, kamu koq pinter banget sih? ;p

Naah, buat kamu yang pengen teriak sampai serak, di sana buanyaaaak banget wahana yang siap menantang adrenalinmu. Yang paling populer dan menantang di situ menurutku adalah roller coaster. Wahananya masuk dari dalam dan nanti roller coaster akan bergerak keluar dengan mundur, miring diagonal dan berbagai gaya yang bikin jantung berdebar kencang. Baru lihat saja udah gemetar lututku, hehehee... singkat kata aku dan temanku ga jadi ngoba, atutt bow dan juga udah capek hihihihiiii....

Kita coba wahana Dunia Lain, woow di situ ada banyak pemeran berbagai tokoh film horor, seperti Dracula, Zombie juga ala Hari Panca di acara tv Dunia Lain. Silahkan masuk ke rumah hantu naik kereta, ga terlalus serem koq, cuma sempet ada petugas nyamar jadi patung hantu yang tiba-tiba mengagetkan kita semua, jadi seru hahaha...

Jangan lupa nonton Teater dan Bioskop 5 dimensi. Seru banget, bener-bener hidup! Saat ada adegan tokohnya kena cipratan air, kita pun dicipratin air. Saat tokohnya kesetrum, tiba-tiba kaki kita pun seolah disetrum juga.

Trus ada wahana Giant Swing. Mantap! Kita duduk di kursi satu-satu, ada pengaman yang memastikan kita nempel di kursi. Saat mau naik, aku udah ngerasa ga enak, waduuh ini ntar diapain ya?
Perasaan buruk 1: Petugasnya dengan ramah langsung bilang ke kita: Mba, tasnya silahkan ditaruh di sini.
Dia nunjuk area di sudut wahana. Waduuh sampai tas harus ditaruh, biar ga terbang??
Perasaan buruk 2: Kata petugas: Mba, kalo sandalnya longgar mending dilepas aja yaa daripada nanti lepas.
Oke... perasaanku makin ga enak.
Perasaan buruk 3: Setelah kita duduk, petugas yang lain berkeliling memeriksa, dia bilang ke temenku: "Mba, kacamatanya dilepas ya, saya simpan. Nanti daripada lepas dan hilang.
Aduuh maak, makin ga enak nih. ;p
Oke deh, singkat kata, kita sudah dipasangin alat pengaman, tak lama kemudian terdengar sirine dan suara petugas berkata: "Siaaapp!!!" Dueerrrr!!! Dimulailah swing-swing yang mantap. Wahana ini bergerak berputar secara diagonal. Jadi sambil berputar perlahan  makin lama makin kencang, kita diayun ke atas lalu sambil diputar mengarah ke bawah, begitu juga sebaliknya, mantap abis!

Begitu mulai sampai selesai aku teriak sekuat tenaga. Sampai di tengah-tengah kehabisan napas bow. Begitu selesai langsung terasa lapaaarrr dan hauuuus beraatt...

Bagusnya begitu selesai, semua petugas bilang : Terima kasih yaa silahkan datang kembali.

Harus diakui, di Trans Studio ini lingkungannya bersih, keamanannya pun terjamin. Nyaman dueh.
Meski waktu perjalanan pulang aku dan temanku sempet bercanda. "konyol yaa kita bayar mahal-mahal untuk disiksa, hahahaa... "

Sekian dulu cerita pengalamanku di Trans Studio!!